Jumat, 05 Oktober 2012

PERTOLONGAN TUHAN DILUAR NALAR MANUSIA MAZMUR 34:1-23

PERTOLONGAN TUHAN DILUAR NALAR MANUSIA MAZMUR 34:1-23 Perjalan pelarian Daud dikejar-kejar oleh Saul begitu luar biasa memberikan nilai bagi kehidupan betapa kehidupan orang benar dalam Tuhan memiliki nilai yang tidak dapat dinilai dan disamakan dengan seluruh nilai dunia.Daud kikejar-kejar Saul bukan karena ia bersalah; Daud mendapat kesempatan untuk menghabisi nyawa Saul yang berusaha membunuh dia juga bukan suatu perasaan kemanusiawian semata...ia jalani semua karena ia melihat adanya tangan Tuhan yang tidak terlihat sedang memproses dirinya untuk menjadi bercahaya diantara bintang-bintang Israel. Juga dengan ia berlaku gila dihadapan Abimelekh bukan menunjuk kepada kerendahan karakter moral, melainkan adanya tangan yang tidak kelihat menaruh sesuatu yag tidak dipahami oleh siapapun dan yang hanya sanggup dimengerti oleh Daud, ia harus tunduk dengan rencana Tuhan yang kekal. Berpura-pura menjadi tidak waras bukan juga sebuah pilihan untuk menyelamatkan diri, ia sadari bahwa ini merupakan "sesuatu" yang Allah letakan dalam hatinya untuk ia sedia melakukan (ay.7). Hal ini bukan pilihan bagi Daud namun juga bukan pilihan bagi kita untuk sama dengan Daud menjadi "berpura-pura gila." Sebab ada sebuah keyakinan bahwa Daud sangat tunduk terhadap Kebenaran Allah dengan mengatakan prihal "orang-orang benar" sebagai orang-orang yang senantiasa diperkenan Allah dalam hidupnya. Pertolongan yang Daud terima benar-benar diluar nalar manusia normal, sebab ia harus menjadi seperti orang yang "tidak normal/waras." Sebab memang setiap orang yang benar dalam pembenaran Allah pasti akan disangka orang yang tidak normal sebab langkah hidupnya senantiasa tidak berkesesuaian dengan segala pola pikir dunia yang lebih memanusiawikan kemanusiaan yang sehingga bagi setiap orang yang terjerat dalam kemanusiawian akan senantiasa berdalih kemanusiaan sebagai benteng untuk melindungi diri dari tuduhan nurani bahwa ia telah berdosa: "maklum kita masih manusia dan hidup didunia." Yesus sendiri dikatakan tidak waras oleh sanak keluargaNya (markus 3:21)dan ada bebrapa tokoh dinyatakan oleh orang-orang dunia bawa ia tidak waras oleh karena mereka lebih tunduk kepada Allah daripada manusia dan dunia. Justru "ketidak warasan" dengan tidak hidup seturut pola kewarasan dunia inilah merupakan kenyataan orang Kristen adalah orang yang waras. "Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu" demikian Daud mengungkapkan bahwa ia sunguh-sungguh menikmati karya Tuhan yang ajaib itu dan bukan sebuah omong kosong semata. bagi orang Kristen jangan sekedar katakan dan kisahkan pengalaman iman orang lain, namun perkatakan pengalaman imanmu dalam Tuhan. Tuhan akan melakukannya tidak seperti apa yang kita harapkan, namun Ia akan melakukannya melebihi dari apa yang kita pikirkan, Dia dasyat dan janjiNya sungguh teruji bagi orang-orang yang Benar dan yang senantiasa berharap kepadaNya. Amin inilah yan"

Jumat, 08 Juni 2012

MEMBERI Matius 6:1-4

MEMBERI Matius 6:1-4 Pengembangan hukum Taurat yang para ahli kitab kerjakan pada masa pasca nabi Maleakhi (intertestamental time) melayani begitu menyesakan bagi Israel. Pengembangan hukum Taurat digambarkan oleh Tuhan sebagai kuk yang membelenggu tengkuk Israel; Israel justru tidak terarah hidupnya kepada hormat TUHAN, melainkan justru membawa hidup Israel takut kepada para “pengawal” Taurat yaitu para Farisi, Imam, ahli Kitab, justru yang nyata dalam setiap rangkaian ibadah yang terselenggara adalah kemunafikan. Pada Matius 5 dan 6, Tuhan Yesus mengajarkan kembali beberapa bagian hukum penting yang telah mengalami penyimpangan. Tiga contoh kehidupan ibadah yang munafik yang dibongkar Yesus adalah sedekah, berdoa, dan berpuasa. Pada pembahasan nats renungan Minggu ini, jika ibadah didasarkan pada motivasi yang salah! Sedekah, berdoa, juga berpuasa tidak berarti apa-apa kalau bertujuan semata-mata untuk kepentingan diri sendiri (6:2,5,16). Seharusnya, sedekah adalah sikap ibadah yang mengakui bahwa Allah adalah sumber berkat, dan kita adalah penyalur berkat-Nya. Berdoa dan berpuasa semestinya dilakukan sebagai pernyataan kerendahaan hati untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan. Ada tiga hal yang Tuhan sampaikan sebagai pengajaran tentang sedekah dan sekalian sebagai penyingkapan atas kesalahan yang terjadi selama ini dalam hal memberi sedekah yaitu: 1. Ayat 2. Jika memberi sedekah atau persembahan jangan mencanakan (mengumumkan). Bagi para golongan berada pada waktu itu mereka senang memberi sedekah dan persembahan ke bait Allah dengan harapan mendapatkan pujian sebagai seorang yang murah hati, seorang yang senang memberi. Ingat Tuhan katakan pada saat itu juga dan tidak ada upah kekealan baginya. 2. Ayat 3. Jika memberi sedekah hendaknya dengan ihklas jangan harapan imbalan ataupun membuat ikatan atas pemberian tersebut dengan orang yang menerimanya. 3. Ayat 4. Jika memberi sedekah hendaknya tidak diketahui oleh orang. Kecenderungan manusia tidak bisa terima jika apa yang dikerjakannya ataupun apa yang diusahakannya tidak mengangkat dia. Demikian seharusnya diingat bahwa hanya Tuhan saja yang selayaknya menjadi kepentingan kita dalam segala yang kita kerjakan. Para kekasih Tuhan, Kita perlu belajar memeriksa ibadah kita di bawah terang firman Tuhan karena terlalu sering ibadah yang suci ternodai oleh motivasi kita yang ingin dikenal sebagai orang saleh, dermawan, dst. Padahal ibadah sejati membawa kita lebih rendah hati karena menyadari segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Tuhan. Ibadah sejati pasti berujung pada ucapan syukur dan kesediaan serta tindakan berbagi berkat Tuhan untuk sesama.

Jumat, 25 Mei 2012

Menjadi Hamba yang setia dan bertanggung-jawab! 1 Korintus 9:23-27

Menjadi Hamba yang setia dan bertanggung-jawab! 1 Korintus 9:23-27 Menjadi hamba yang setia dan bertangung jawab, kalimat ini tidak cocok bagi orang-orang yang merasa diri tuan besar, bos, konglongmerat, pejabat, atau raja, sebab kamus tentang sesorang hamba hanya berarti orang-orang yang dikuasai dan tidak memiliki hak dalam dirinya. Sedangkan kekristenan justru menekankan kehidupan seorang hamba bukan seorang bos; pribadi yang hanya bergantung pada Tuannya itulah kekristenan. Setia merupakan sifat yang diharapkan oleh semua orang dalam menjalin hubungan baik itu formal ataupun informal, sebab seorang yang setia adalah orang yang berpegang teguh/patuh/taat/tetap dan teguh hati dengan apa yang telah diterima dan dijanjikan. Dalam nats renungan kita Minggu ini di awali dari kesimpulan Paulus sesudah menjelaskan kehidupan seorang pelayanan bahwa semuanya dijalankan hanya oleh karena kesetiaan dalam Injil Kristus; bahwa Injil Kristus harus menjadi dasar setiap orang Kristen berkata, berfikir, berbuat. Mengapa demikian, semua karena hanya melalui Injil saja kita dapat memahami kehendak Allah dan hidup seturut kehendak Allah. Kehidupan orang Kristen yang demikian digambarkan Paulus sebagai kehidupan seorang atlit yang sedang mempersiapkan diri dan sedang berlomba dalam pertandingan. Dalam renungan ini kita fokus pada kata "agōnizomenos,” yang menghantar kita melihat kehidupan Kristen sebagai pertandingan Rohani, kata ini dari kata dasar agōnizomai bisa memiliki arti “berjuang” (Luk 13:24; 1Tim 4:10), “melawan” (Yoh 18:36), “bergumul” (Kol 1:29; 4:12), atau “bertanding” (1Tim 6:12; 2Tim 4:7). Semua arti ini menyiratkan usaha yang penuh kesungguhan dan kerja keras. Tidak heran, di perkembangan selanjutnya kata agōnizomai memiliki makna yang berkaitan dengan ide “menderita”, misalnya Bahasa Inggris “agonize” yang berarti “menderita sekali”. Kehidupan rohani memang sebuah perjuangan melawan diri sendiri, Iblis, dan dunia (1Yoh 2:16; Ef 6:10- 18). Tidak ada waktu untuk bersantai. Pepatah “biar lambat agar selamat” tidak berlaku dalam urusan pertumbuhan rohani.Bahwa kehidupan Kristen bukan kehidupan yang mengenal kata pensiun, dalam jabatan pendeta boleh dikatakan emeritus namun pelayanannya sebagai pemberita Firman tidak berakhir; seorang majelis boleh dikatakan manta majelis, tapi pelayanannya sebagai seorang pemelihara dan teladan iman tidak berakhir. Kita dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan, sehingga tidak ada status “mantan orang Kristen,” sebab orang Kristen bukan membicarakan biodata, melainkan ‘kesejatian hidup dalam Tuhan.’ Dalam hal inilah sebenaranya akan terlihat apakah ia orang Kristen sejati atau orang-orangan Kristen Dalam pertandingan dikenal dengan motto no plain no gain, kemenangan tidak mungkin diraih tanpa keringat/kerja keras. Kehidupan Kristen bukan kehidupan yang sama dengan orang diluar sana, yang penting sumbangan, yang penting berbuat baik, bukan ini kehidupan kita. Kita hidup dalam pertandingan rohani yang tidak berkesudahan dalam KEBENARAN bukan KEBAIKAN. Kesetiaan kita dalam penderitaan karena hidup dalam Firman Allah menjadikan kita kuat, tahan uji, terbukti murni, sebab hanya dalam pola hidup demikian kita dapat bertanggung-jawab dan mempertanggung-jawabkan pekerjaan kita pada hari-Nya. JADILAH HAMBA YANG SETIA DAN BERTANGUNG-JAWAB. Soli Deo Gloria

Senin, 14 Mei 2012

Telaga hati

Telaga hati Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya", ujar pak tua. "Pahit, pahit sekali", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping. Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingandan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dgn sepotong kayu ia mengaduknya. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,"Bagaimana rasanya ?" "Segar", sahut si pemuda. "Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua. "Tidak," sahut pemuda itu. Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:"Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki? Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu." Pak tua itu lalu kembali menasehatkan: "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.? Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian." (-)

Sabtu, 12 Mei 2012

Berjuang dalam Kuat Kuasa Allah Efesus 6:10-20

Berjuang dalam Kuat Kuasa Allah Efesus 6:10-20 Hidup penuh dengan perjuangan. Slogan yang sering kita dengar mungkin juga kita ucapkan pada orang lain. Pada intinya hidup ini memang penuh dengan sebuah perjuangan untuk menjalaninya karena dalam hidup ada tantangan. Perjuangan biasanya tidak jauh kaitannya dengan sebuah peperangan. Namun peperangan dalam kaitannya perjuangan hidup Kristen tidak melawan darah dan daging melainkan melawan roh-roh di udara/ roh jahat yaitu iblis. Dalam hal ini peperangan di dunia ini sesungguhnya tidak pernah berhenti sampai pada kesudahan dunia ini Yesus datang kembali. Kematian dan kebangkitanNya telah mengalahkan kuasa iblis, oleh sebab itu walaupun tidak akan pernah berhenti iblis datang dan berusaha mengalahkan orang percaya agar menjadi pengikutnya kuasa kebangkitanNya membawa kita mampu memerangi kuasa iblis. Surat Efesus 6:10-20 ini membawa orang percaya untuk hidup siaga selayaknya seorang prajurit yang tidak boleh lengah namun selalu siap sedia untuk berperang. Kekuatan yang dimiliki oleh orang percaya bukanlah berasal dari dirinya sendiri melainkan dari Allah saja. Memakai seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu berdiri tegap berikat pinggangkan kebenaran (akan firman Tuhan), berbajuzirahkan keadilan, berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera (menjadi saksi Kristus), perisai iman (iman = tinggal di dalam Yesus Kristus), ketopong keslamatan (telah menerima keslamatan), pedang Roh (seluruh firman Allah, melakukan firman Allah). Segala kuasa kegelapan dapat dikalahkan dengan kuat kuasa yang Tuhan berikan melalui perlengkapan senjata Allah. Namun ada satu hal yang terkadang tidak disadari oleh orang percaya zaman ini, mungkin seakan-akan tidak ada lagi orang yang terlibat secara langsung dengan okultisme lalu bagaimana dengan roh jahat yang sudah menguasai hati dan pikiran? Iri hati, keegoisan diri, kemajuan zaman (internet, handphone, dll) dapat menguasai jika penggunaannya tidak sesuai. Ingat iblis tidak pernah berhenti mengganggu dan mengacaukan anak-anak Tuhan untuk menjadi milik iblis. Oleh sebab itu berdoalah dan berjaga-jagalah setiap waktu dalam hidupmu (ay. 18), jadikan firman Allah sebagai kesukaan dalam membaca merenungkan dan melakukannya dalam hidup. Sehingga ketika iblis berusaha menemukan celah kita memiliki kekuatan dari Allah untuk mengalahkan segala tipu muslihatnya. Sehingga kita pun dapat melayani jikalau kita menemukan saudara kita terikat baik secara fisik atau pikirannya bahkan hatinya dengan pertolongan dari Tuhan, tentunya semua dapat kita lakukan oleh karena pengenalan yang benar dan hidup bergaul erat dengan Allah. Bukan manusia yang berdosa yang dibenci tetapi dikasihi, dosalah yang kita benci. Berjaga-jaga dan berdoalah setiap waktu ingat iblis berjalan keliling seperti singa yang mengaum dan mencari orang yang dapat ditelannya (I Petrus 5:8) dan lawanlah iblis dengan iman yang teguh (ay.9). selamat berjuang dan Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 11 Mei 2012

Peran Wanita Dalam Keseimbangan-Pelayanan dan Keluarga (I Sam. 1: 3b; 2: 12, 22-25; 4: 18)

Peran Wanita Dalam Keseimbangan-Pelayanan dan Keluarga (I Sam. 1: 3b; 2: 12, 22-25; 4: 18)
Keluarga Kristen sangat berbeda baik secara eksistensi dan fungsionalnya di bandingkan dengan keluarga non Kristen. Namun perbedaan ini justru yang banyak terlihat adalah hal-hal yang negatif yang terlihat dalam keluarga Kristen. Ada seorang tetangga mengatakan "emang anaknya orang Kristen ya gitu hidupnya bebas, dari makanannya saja sudah kelihatan apa lagi dengan tingkah lakunya. Dilema dihadapi oleh keluarga Kristen saat ini yaitu hilangnya perang Orangtua dalam melayani anak...yang ada hanyalah peran orangtua sebagai pemenuh kebutuhan hidup, pemenuh rasa nyaman, tempat pembelaan yang utama. Secara rohani telah tidak nampak bahkan cenderung kabur dan menghilang oleh karena gaya hidup masa kini yang tak sanggup "dikuasai," akhirnya justru dikuasai oleh dunia ini. Orang tua juga adalah pelayan Tuhan bagi keluarganya, sebagaimana 3 peran Kristus demikian peran Orang tua (suami-istri)bagi keluarga yang ia bangun. sehingga perlu adanya pemahaman yang benar dan myeluruh tentang kehidupan melayani dalam keluarga sehingga "penting sekali kehidupan Kristian kita seimbang, bukan berat sebelah: “Melayani dan belajar ... mendengar dan bercakap ... memberi dan menerima.” Keluarga secara tidak langsung merupakan sekolah kehidupan utama dalam kehidapan umat Tuhan bahwa:  Pendidikan Firman diawali dari rumah bukan gereja atau sekolah;  Pembentukan karakter dimulai dari rumah bukan tetangga. Betapa peran keluarga sangat penting bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan datang bagi setiap anggota keluargannya. Ibu-Ibu kekasih Kristus, kita sekarnag memperhatikan akan bagaimana seharusnya keseimbangan itu terlaksana? saat ini kita belajar melaui keluarga salah satu tokoh Alkitab kita yaitu Imam Eli. juga kita akan melihat dan mengfokuskan pada pemahaman "kegagalan pelayanan seorang suami yang DISEBABKAN OLEH SEORANG WANITA yang tidak sedia melayani." Keberhasilan pelayanan suami isteri bergantung kepada pengabdian hidupnya melayani Tuhan.Kita akan lihat penyebab kegagalan pelayanan Imam Eli, disebabkan oleh sikap isterinya yang tidak melayani. Melalui pelajaran ini, marilah kita semua terutama kepada kaum wanita,sedia untuk mengambil suatu pelajaran rohani, bagaimana menjadi seorang “WANITA YANG HIDUP DALAM PELAYANAN” I Samuel 1: 3b; I Samuel 2: 12, 22-25; I Samuel 4: 18 Melalui pembacaan ini, kita belajar tentang TIGA PELAJARAN ROHANI MENGENAI KEGAGALAN IMAM ELI, kemudian kita akan menjadikannya sebagai suatu panduan bagaimana seharusnya kita melayani sebagai seorang istri, baik DARI SUDUT HIDUP SEORANG LELAKI atau SUDUT HIDUP SEORANG WANITA, BUJANG atau BERUMAH TANGGA!! Pelajaran Rohani Yang PERTAMA Dari Kegagalan Imam Eli ialah... I. ISTERINYA TIDAK PERNAH DISEBUT DI TENGAH-TENGAH KELUARGANYA. Tidak mungkin Imam Eli mempunyai anak tanpa isteri!! – Suatu kemungkinan dari pendapat penafsir Alkitab bahwa; Anak yang disebut adalah “ANAK ANGKAT” (Bagaimanapun, Alkitab tidak menyatakannya!) Oleh yang demikian, sudah tentu ada penyebab, mengapa isteri Eli tidak disebut dalam cerita tentang Imam Eli. Ada DUA kemungkinan yang perlu kita pertimbangkan:- Kemungkinan YANG PERTAMA... ISTERINYA KURANG MENGAMBIL PERANAN DI DALAM KELUARGANYA.  Tanpa sokongan dan peranan seorang isteri, seorang suami akan gagal dalam semua usahanya!  Isteri adalah tiang iman dalam sebuah keluarga, di mana ia memberikan semangat, idea, kekuatan dan penghiburan! (Memujuk suami untuk datang ke gereja, memberikan kesaksian yang baik tentang sikapnya yang dibentuk daripada Firman Tuhan di Gereja!)Suami yang bejat tidak sebandik besar jika justru seorang istri yang bejat.  Kegagalan Eli disebabkan isterinya tidak membantu pembentukan keluarganya untuk mendidik anak-anak dan melayani Tuhan bersamanya! Kemungkinan YANG KEDUA... ISTERINYA SANGAT AKTIF DAN TERLALU MENGAMBIL PERANAN.  Isterinya terlalu berperanan sehingga Eli ditenggelamkan oleh keberhasilan isterinya! Mungkinkerana hal ini, Eli malu dan tidak menyebut isterinya.  SusunanRTK “Allah-Suami-Isteri-Anak” Walaupun Eli seorang pelayan Tuhan yang disanjung oleh masyarakatnya, tetapi disebalik tabir kehidupan keluarganya porak poranda! Isteri diciptakan sebagai penolong (Kej. 2: 18). Kurangnya peranan dari seorang isteri menyebabkan suami akan hilang rasa hormat terhadap isterinya. Kerena sikap seorang isteri yang sedemikian si suami hidup dalam keduaniawiaan (Isteri tidak memberikan kesaksian yang memberkati) Peringatan kepada wanita! Bukan tidak boleh terlalu aktif atau terlalu berperanan, TETAPI HARUS SEIMBANG! Memperhatikan keperluan rumah tangga dan kebajikan suami!! Pelajaran Rohani Yang KEDUA Dari Kegagalan Imam Eli ialah... II. IMAM ELI TIDAK BERWIBAWA TERHADAP ISTERI DAN ANAK-ANAKNYA. Eli dapat menunjukkan wibawanya terhadap orang sekelilingnya, tetapi ia tidak berwibawa kepada keluarganya! Ramai suami – Walaupun dihormati oleh masyarakat dan jemaah, tetapi di rumah tidak berwibawa, takut kepada isterinya! (Ingat kronologi RTK). Penyebab hal-hal ini terjadi kepada suami, kerana tidak menunjukkan wibawanya DARI AWAL – Mengambil sikap mengasihi tetapi secara praktiknya SALAH! Seringkali ada isteri – menceritakan keburukan suaminya di depan ‘anak,ibu bapanya, jirannya atau temannya’ – Hal ini sangatmemalukan kepada kesaksian kita, sekiranyaini berlaku kepada kalangan orang percaya! Sejahat manapun suamimu, hai isteri-isteri!! sayangilah dan hormatilah dia, demikian juga kepada suami-suami!! Pelajaran Rohani Yang KETIGA Dari Kegagalan ImamEli ialah... III. FIRMAN ALLAH TIDAK DIUTAMAKAN DI DALAM KELUARGA. Untuk melayani Tuhan di dalam gereja, samada wanita atau lelaki, FIRMAN TUHAN HARUS MENJADI YANG TERUTAMA!! dalam kehidupan secara peribadi ataupun dalam keluarga! Praktikawal untuk mengutamakan Firman Tuhan dalam keluarga adalah pendisiplinan kepada anak-anak tentang pembacaan Firman Tuhan danjuga secara peribadi dari ibu bapa! § Praktik terhadap firman Tuhan, contohnya;  WAKTU MAKAN: Semuanya kerana berkat pemberian Tuhan!  WAKTU TIDUR: Agar Tuhan menjaga & tidak mendapat gangguan!  WAKTU BERJALAN: Pergi sekolah, kedai dll..!  MENERIMA SESUATU: Tanamkan perkataan “Terimakasih”  Waktu berbuat salah atau adanya seseorang berbuat salah, dengan rendah hati sedia untuk memberi maaf dan mengampuni oleh karena Kristus telah mengampuni kita. Kadang kala Ibu-Bapak “Bersikap terbuka/sporting” terhadap sikap anaknya; Sering berkata: “...Biarlahh.. janganlah paksa-paksa dia ke gereja kalau dia tak mahu!dia masih kecil, belum tahu apa-apa! Sudah besar nanti barulah dia tahu maknanya ke gerja!! (Sikap ini bahaya!!) Pembentukan itu sakit! Namun hal ini harus dilakukan agar wanita dan lelaki dalam hidup berumah tangga dapat melayani Tuhan dalam keadaan yang diberkati oleh Tuhan! PERTANYAANNYA!! Bagaimana anak-anak dibentuk kalau Ibu bapa sendiripun tidak taat kepada Tuhan!! (Hanya melakukannya di gereja pada setiap hari Minggu!!) KESIMPULAN Peringatan kepada WANITA!! terutama kepada yang telah berumah tangga! perhatikan pelajaran rohani dari kehidupan imam Eli kenapa ia gagal dalam pelayanannya!! Secara peribadi, periksalah bagaimana cara pelayanan anda selama ini!! Bagaimana anda melayani suami, melayani anak-anak, dan TERUTAMA bagaimana ANDA HIDUP DALAM PELAYANAN KEPADA TUHAN!? Marilah kita mengubah sikap hidup kita masing-masing, sekiranya selama ini kita tidak adil dalam pelayanan kepada Tuhan, ubahlah dan jadilah seorang WANITA YANG BENAR-BENAR HIDUP DALAM PELAYANAN dan berkenan di hadapan Tuhan! GKB

Minggu, 06 Mei 2012

Sebagai Hamba Yang Setia dan Jujur Kisah Para Rasul 5:1-11 1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? 4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." 5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. 6 Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya. 7 Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. 8 Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian." 9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar." 10 Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. 11 Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu. Ada dua hal yang menjadi pelajaran berharga melalui bagaian Firman ini yaitu tentang Kesetiaan dan Kejujuran seorang hamba Tuhan pasal 5:1-11 di dahului oleh pernyataan karya Roh Kudus yang begitu nyata dalam kehidupan pribadi dan berjemaat bagi kekristenan perdana. Allah menyatakan karya keselamatan kepada 3000 orang yang bertobat melalui pelayanan rasul Petrus, pertobatan ini membawa perubahan hidup yang dasyat dengan kegerakan peninjilan oleh para petobat dan perubahan pola hidup yang baru yang menyatakan keajaiban karya Kristus yang melahirbarukan dan menguatkan. kehidupan yang harmonis satu dengan lainnya terliahat dengan kerelaan hati menopang sesamanya yang lemah, demikian karya Roh Kudus nyata melawat orang percaya dan membawa mereka dalam kemenangan hidup. namun dalam situasi yang baik ini tetap terlihat adanya kejahatan yaitu dosa ketidak setiaan dan ketidak jujuran dihadapan TUhan. Anannias dan Safira suami istri yang sepakat untuk tidak sepakat terhadap kehendak Tuhan. Ananias berarti Allah sumber anugrah; Safira berarti Canti/elok, namun kehidupan mereka samasekali tidak elok untuk dilihat dan ditiru. 1. ...ia menahan sebagian hasil penjualan...tidak sekedar menunjuk kepada tindakan mengurangi melainkan menyimpan untuk kepentingan diri sendiri. Tuhan tidak melarang umatNya kaya atau memiliki kelimpahan harta hanya Tuhan mau adanya kesediaan untuk berlaku setia dalam kejujuran hidup (ay.4) suami-istri berepakat dan dalam kesepakatan ini ternyata tidak skedar kesepaktan sendiri melainkan merupakan buah dari ketundukan terhadap hasutan Iblis, mereka dikuasai oleh Iblis dan bahkan diberanikan Iblis untuk mencobai Tuhan. Iblis berhasil mendapatkan celah untuk berkuasa atas pikiran mereka melalui kecemburuan dan kegilahoramatan dari orang lain sebagaimana kehoramatan yang telah Barnabas terima dari para rasul. iblis tidak pernah membiarkan anak Tuhan melakukan Kebenaran, ia berusaha sekuat tenaga untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan, waspada, waspada dan tetap waspada Rohani itu yang harus anak-anak Tuhan lakukan. kejujuran merupakan bagian penting yang harus nyata dalam kehidupan orang percaya sebab tanpa kejujuran mustahil mendapatkan status sebagai anak-anak Tuhan, sebagaimana perkataan rasul Yohanes bahwa "...jika kita berkata, kita tidak berdosa, kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada pada kita...JUJUR dihadapan Tuhan dan hidup dalam kehidupan yang transpara dalam Kebenaran Firman Tuhan. Allah tidak mau dirinya dipermainkan oleh umatNya, dalam kasus ini kita bole ingat bagaimana kasus Akhan dalam kitab Yosua...ia mengabil barang yang dikususkan bagi Tuhan namun ia ambil untuk kesukaannya sendiri. dosa Akhan telah menyebabkan terjadinya kekalahan yang seharusnya tidak terjadi, namun demikianlah upah dosa yaitu murka dan maut, bagi Israel dan Akhan. Tuhan bukannya tidak pedulia dengan dosa-dosa umat Tuhan yang hingga sekarang terjadi bahkan bisa dikatakan dosa yang terjadi justru lebih mengerikan dibandingkan dengan orang-orang diluar sana, Tuhan bukannya membutakan mataNya atau menulika telingaNya, melainkan itu semua Ia lakukan untuk memberikan waktu bagi umatNya untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan sebagai sumber kehidupannya. "jadilah hamba yang setia dan jujur"

Sabtu, 17 Maret 2012

Renungkan Terus dan Terus Merenungkan Firman Tuhan Mazmur 1:1-6 Pada ayat 2.."merenungkan"...menunjuk kepada suatu kegiatan yang dilakukan. Merenungkan Firman Tuhan berbeda dengan belajar Firman Tuhan, namu kedua-duanya berhubungan langsung dengan Firman Tuhan. Merenungkan Firman Tuhan lebih berhubungan dengan tindakan hati yang utama sedangkan belajar Firman Tuhan menujuk kpada kerja otak. Walaupun keduanya juga berhubungan dengan otak manusia, namun merenungkan bukan hanya membawa sabjek mengerti (apa makna kata dalam kalimat)apa yang dia baca namun juga menyadari, akan kuasa setiap kata dan kalimat yang berkuasa mengubah akal budi. begitu banyak orang-orang berintelek tinggi bahkan memiliki titel sampai es teler namun ternyata hidupnya kosong, kemampuan otaknya yang luar biasa tidak memimpinnya untuk hidup dalam Kebenaran. Inilah jikalau pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas pada otak saja.Ada sebuah ilustrasi: Dalam sebuah konferensi Alkitab, Prof. Ludwig Kopfwissen dari Universitas Wissenheim menyampaikan ma kalah "Doktrin Paulus tentang Pembenaran oleh Iman". Ia menjelaskan dok trin ini dengan sangat baik. Di akhir kuliahnya, semua pendengar memberikan tepuk tangan yang meriah kare na mereka begitu kagum. Namun, sebelum kembali ke tempat duduknya, ia meng ucapkan komentar yang amat mengejutkan, "Tetapi, semuanya hanyalah omong kosong!" Sang pakar Alkitab ternyata bukanlah seorang yang beriman. Bagaimana bisa seseorang yang meneliti dan menguasai firman Tuhan, tetapi tidak percaya pada Tuhan? Hal ini sangatlah mungkin karena firman Tuhan tak pernah berdiri sendiri untuk menjamah dan mengubah hati orang. Kuasa firman Tuhan berasal dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati seseorang. Demikianlah keyakinan Paulus. Sebab itu, ia ber doa supaya Roh Kudus senantiasa menolong orang percaya un tuk me ngenal Tuhan (ayat 17). Roh Kuduslah yang dapat mene rangi hati kita untuk memahami pengharapan, kemuliaan, kuasa, dan karya Bapa melalui Kristus untuk menebus dunia ini (ayat 18-21). Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan mengalami kuasa transformasi dari firman-Nya dalam kehidupan ini. John Owen, teolog dari abad ke-17, memperingatkan kita, "Jika Roh Kudus tidak bekerja bersama firman-Nya maka Alkitab hanyalah kumpulan huruf mati." Adakah kita senantiasa bergantung pada Roh Kudus saat mem- baca dan mendengarkan firman-Nya? Berdoalah selalu agar Roh Kudus membuka hati kita setiap kali berhadapan dengan firman-Nya. Merenungkan Firman Tuhan harus menjadi kesukaan bagi orang percaya bukan paksaan dan kadang-kadang, namun selayaknya sebagai kebutuhan hidup, "tanpa Firman tidak hidup." namun perlu diketahui bahwa kesukaan merenungkan Firman Tuhan ini tidak timbul dengan sendirinya atau muncul oleh karena ada faktor dari luar diri (hidup senang, sehat, semua ada, dll). namun kesukaan ini merupakan buah dari karya Roh Kudus melalui pertobatan sejati. seorang yang mengalami pertobatan dengan benar pasti memiliki buah-buah pertobatan yang benar, salah satunya cinta Firman Tuhan. Orang-orang demikianlah adalah orang yang memahami akan arti dan guna Firman Tuhan dalam kehidupannya. Arti Firman: 1. Memisahkan orang Kristen sejati dengan orang pendosa serta orang Kristen KTP 2. Memberika kekuatan hidup untuk setia hidup dalam kemurnian Firman Tuhan ditengah-tengah generasi yang bengkok hati ini. Guna Firman: Memberi kebahagiaan bagi orang percaya Orang yang berbahagia oleh karena merenungkan Firman Tuhan digambarkan: a. Seperti pohon ditepi aliran air: - pohon adalah kita orang percaya yang telah dan sedang serta hidup dalam keselamatan - Aliran air adalah Tuhan Yesus Kristus Sang Air Hidup, sebagai satu-satunya Pribadi yang sanggup memberikan kepuasan manusia. b. Beruah dan terus segar: - Dalam segala Si-Kon tetap segar (optimis) - Dalam segala Si-Kon tetap berbuah (menjadi berkat) - Dalam segala Si-Kon tetap dan terus hidup serta semakin berbuah-dan berbuah lebat dan lezat. Apa arti Firman bagi Bapak/Ibu/Sdr/i? Milikilah hati yang berkesukaan terhadap Firman Tuhan sehingga engkau dapat melihat janji-janji Allah, menerimanya dan menikmatinya senantiasa sampai pada hari-Nya. AMIN (T.A.W)

Rabu, 14 Maret 2012

Membunuh Tanpa Menggunakan Pisau

MEMBUNUH TANPA MEMAKAI PISAU (Matius 5: 21-26) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (Mat 5:21-24) Saya pernah mendengarkan sebuah istilah yang dikatakan oleh Wiranto. Wiranto mereasa difitnah dalam kasus Timor-timor, kasus mei di Jakarta. Dia mengatakan bahwa itu adalah pembunuhan karakter. Dia merasa itu adalah pembunuhan karakternya. Ia akan semakin dibenci oleh orang. Fitnah, menjelek-jelekan orang memang merupakan sebuah pembunuhan karakter. orang itu akan dipandang jelek dan rendah oleh orang lain. Bagaimana dengan memaki secara langsung? Ternyata itu juga merupakan sebuah jenis pembunuhan., seperti yang tadi kita baca. Pembunuhan ini adalah pembunuhan yang tidak memakai pisau atau pistol. pembunuhan ini hanya memakai kata-kata makian, kutukan, ejekan dll. Pembunuhan itu bukan hanya menyangkut soal fisik. Para ahli Taurat dan orang Farisi ,berusaha membatasi istilah membunuh hanya kepada tindakan menumpahkan darah manusia. Jikalau mereka menjauhkan diri dari perbuatan membunuh/menghilangkan nyawa seseorang, maka mereka menganggap sudah memenuhi perintah tersebut. Dan inilah rupanya yang diajarkan para rabi kepada masyarakat. Tapi Yesus tidak sependapat dengan mereka. Penerapan dari larangan itu jauh lebih luas. Larangan membunuh dalam kitab Taurat itu jauh lebih luas, bukan hanya sekedar jangan menghilangkan nyawa orang lain. Tuhan Yesus mengatakan bahwa membunuh bukan hanya tindakan fisik, namun kalau kita marah terhadap sdr kita, maka itu sama dengan membunuh Ayat 22: setiap orang yang marah kepada saudaranya harus dihukum, siapa yang berkata kepada suadaranya kafir harus dihadapkan kepada Mahkamah agama. Bahasa Aram dari Kafir adalah Raka, yang artinya: kosong, kafir, atau sebuah penghinaan yang berhubungan dengan otak seseorang. Raka artinya: OTAK UDANG, BODOH. ini Merendahkan sesama, oleh karena bermusuhan atau membencinya. Mengucapkan otak udang , atau kafir kepada sesama kita, adalah sesuatu yang mengerikan dihadapan Allah. Perkataan itu keluar dari hati yang busuk. Tuhan Yesus mengatakan Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Mat 15:19. Perhatikan kata pembunuhan. Dari mana asalnya? Dari hati. Pembunuhan bisa dilakukan oleh hati, oleh ucapan, dan bukan hanya dengan pisau Kita dapat menghancurkan reputasi seseorang hanya melalui perkataan. Kita dapat menghancurkan harga diri seseorang hanya melalui perkataan. Kita dapat membunuh seseorang tanpa memakai pisau, cukup dengan perkataan yang tajam dan pedas, dengan kutukan. Bagian selanjutnya dalam ayat ini adalah mengatakan orang lain jahil. Mereka yang mengatakan orang lain “jahil” kita harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.. Jahil dalam bahasa aramnya: more , yang artinya. pemberontak, buangan Murtad. A B Bruce: ada perbedaan antara RAKA MORE Raka menyatakan bahwa kita memandang rendah tingkat kecerdasan seseroang, mis: otak udang, tolol Sedangkan More: menyatakan bahwa kita memandang rendah hati dan watak seseorang, misalnya : bedebah, pemberontak, buangan, murtad, bajingan. Namun di mata Allah makian-makian seperti tadi dan sejenisnya, setingkat dengan pem­bunuhan. Seperti ditulis Yohanes di kemudian hari, 'Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia' (1 Yoh 3:15). Amarah dan caci-maki, kutukan merupakan tanda bahwa seseorang ingin menghabisi orang yang tidak disukainya. Ucapan semoga ia lekas mati, baik yang diungkapkan secara terang-terangan maupun disimpan dalam hati adalah pelanggaran terhadap perintah keenam, jangan membunuh. Mat 5:22 “:Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum.”. Ayat 21 dituliskan siapa yang membunuh harus dihukum Ayat 22 setiap orang yang marah terhadap sdrnya harus dihukum Bagaimana menghukum orang yang marah? Hal ini tentunya tidak bisa terlaksana secara harfiah dalam pengadilan dunia (sebab pengadilan tidak mungkin menuntut seseorang karena ia marah), namun ini mungkin dilakukan di hadapan kursi peradilan Allah. Kata dihukum dalam ayat 21 dan ayat 22 memakai kata Yunani yang sama, namun kita harus mengambil kesimpulan bahwa kata dihukum dalam ayat 22 adalah hukuman yang akan dijatuhkan Allah. Sebab tidak ada peng­adilan manusia yang dapat menyidangkan orang karena menaruh amarah dalarn batin. Orang yang marah akan dihukum dihadapan Allah, demikian juga caci maki , kutukan akan membuat orang yang melakukannya dihadapkan bukan saja ke Mahkama Agama, melainkan bahkan diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala (ay 23). Mat 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Ini adalah pernyataan yang sangat penting Larangan jangan membunuh bukan hanya bahwa kita tidak boleh membunuh, atau mengutuk, atau berkata jahat kepada saudara kita, tetapi kita juga harus bertindak untuk memperbaiki hubungan kita dengan saudara kita. Ada sebuah bahaya dalam kehidupan rohani orang Kristen. Bahaya itu adalah orang Kristen ingin menyeimbangkan perbuatan jahatnya dengan perbuatan baiknya. Caranya adalah kalau sudah berbuat jahat, datang ke gereja mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Tujuannya jelas, ingin menutupi kesalahannya itu dengan persembahan atau ibadahnya. Orang-orang Farisi ahli dalam melakukan hal ini. Setelah mereka mengutuki sesamanya dengan penuh kejijikan, mereka akan datang untuk menyembah Allah dan memberikan persembahan. Dosa-dosanya hendak dibelinya dengan persembahan, dengan pelayanan Apa yang Tuhan Yesus katakan ? Mat 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Bagi Allah , nilai ibadah atau persembahan, atau pelayanan berkaitan dengan hubungan dengan sesame kita Bagi Allah, hal yang sangat vital adalah sdr membereskan dulu permusuhanmu dengan sesamamu. berhentilah dahulu berdoa, pergilah kepada sdrmu itu, bereskan masalahmu setelah itu barulah sdr kembali ntuk berdoa, memberikan persembahan Allah menantikan sdr membereskan masalahmu dengan sesamamu. Kita tidak dapat memiliki hubungan yang benar dengan Allah sampai kita memiliki hubungan yang benar dengan sesama. Hubungan kita dengan Allah adalah yang paling utama, tetapi Tuhan selalu menilai kita berdasarkan hubungan kita dengan sesama kita. Keberadaan kita di hadapan Allah akan terkait erat dengan keberadaan kita di hadapan sesama. Kita perlu dalam keadaaan benar dengan orang-orang agar benar dengan Allah dan kita perlu dalam keadaan benar dengan Allah agar benar dengan orang-orang. Hubungan kita dengan orang lain memang tidak selalu berjalan dengan baik. Terkadang timbul gesekan-gesekan dengan sesama pelayan Tuhan dengan majelis, dan dengan aktivis dan jarang sekali gesekan dengan jemaat. Hal seperti itu sebenarnya mudah dibereskan, yaitu langkah pertama membereskannya dengan doa. Ketika berdoa, kita akan diingatkan bahwa ada gesekan yang telah terjadi dan kita didorong untuk segera berdamai. (Pdt.Eka Darmaputra)

DALAM KRISTUS HANYA ADA KEPASTIAN BUKAN KEMUNGKINAN

Disaat seorang hamba Tuhan sampaikan "Yesus telah mati bagimu" seorang pemuda mengisak tangis lirih...dengan beribu pertanyaan muncul dan mengganggu "mengapa Kristus mati bagiku?"
Ketika orang yang sama menjelaskan "mengapa Yesus telah mati bagimu" waktu itu menjadi titik balik kehidupan pemuda itu. Kemerdekaan...Keselamatan...Kepastian...hanya dalam Kristus. Tidak ada yang bisa menyangkali jikalau kehidupan yang dipulihkan Kristus disaksikan kepada semua orang.
Bersaksilah tentang Kristus yang telah mengasihimu dengan memberikan hidup-Nya kepadamu. Tidak ada kerugian yang kamu dapat dengan menyaksikan-Nya. walaupun banyak mulut menolak bahkan mencaci itu semua justru pemurni imanmu.
HANYA KEPASTIAN DALAM KRISTUS TIDAK ADA KEMUNGKINAN