Jumat, 25 Mei 2012

Menjadi Hamba yang setia dan bertanggung-jawab! 1 Korintus 9:23-27

Menjadi Hamba yang setia dan bertanggung-jawab! 1 Korintus 9:23-27 Menjadi hamba yang setia dan bertangung jawab, kalimat ini tidak cocok bagi orang-orang yang merasa diri tuan besar, bos, konglongmerat, pejabat, atau raja, sebab kamus tentang sesorang hamba hanya berarti orang-orang yang dikuasai dan tidak memiliki hak dalam dirinya. Sedangkan kekristenan justru menekankan kehidupan seorang hamba bukan seorang bos; pribadi yang hanya bergantung pada Tuannya itulah kekristenan. Setia merupakan sifat yang diharapkan oleh semua orang dalam menjalin hubungan baik itu formal ataupun informal, sebab seorang yang setia adalah orang yang berpegang teguh/patuh/taat/tetap dan teguh hati dengan apa yang telah diterima dan dijanjikan. Dalam nats renungan kita Minggu ini di awali dari kesimpulan Paulus sesudah menjelaskan kehidupan seorang pelayanan bahwa semuanya dijalankan hanya oleh karena kesetiaan dalam Injil Kristus; bahwa Injil Kristus harus menjadi dasar setiap orang Kristen berkata, berfikir, berbuat. Mengapa demikian, semua karena hanya melalui Injil saja kita dapat memahami kehendak Allah dan hidup seturut kehendak Allah. Kehidupan orang Kristen yang demikian digambarkan Paulus sebagai kehidupan seorang atlit yang sedang mempersiapkan diri dan sedang berlomba dalam pertandingan. Dalam renungan ini kita fokus pada kata "agōnizomenos,” yang menghantar kita melihat kehidupan Kristen sebagai pertandingan Rohani, kata ini dari kata dasar agōnizomai bisa memiliki arti “berjuang” (Luk 13:24; 1Tim 4:10), “melawan” (Yoh 18:36), “bergumul” (Kol 1:29; 4:12), atau “bertanding” (1Tim 6:12; 2Tim 4:7). Semua arti ini menyiratkan usaha yang penuh kesungguhan dan kerja keras. Tidak heran, di perkembangan selanjutnya kata agōnizomai memiliki makna yang berkaitan dengan ide “menderita”, misalnya Bahasa Inggris “agonize” yang berarti “menderita sekali”. Kehidupan rohani memang sebuah perjuangan melawan diri sendiri, Iblis, dan dunia (1Yoh 2:16; Ef 6:10- 18). Tidak ada waktu untuk bersantai. Pepatah “biar lambat agar selamat” tidak berlaku dalam urusan pertumbuhan rohani.Bahwa kehidupan Kristen bukan kehidupan yang mengenal kata pensiun, dalam jabatan pendeta boleh dikatakan emeritus namun pelayanannya sebagai pemberita Firman tidak berakhir; seorang majelis boleh dikatakan manta majelis, tapi pelayanannya sebagai seorang pemelihara dan teladan iman tidak berakhir. Kita dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan, sehingga tidak ada status “mantan orang Kristen,” sebab orang Kristen bukan membicarakan biodata, melainkan ‘kesejatian hidup dalam Tuhan.’ Dalam hal inilah sebenaranya akan terlihat apakah ia orang Kristen sejati atau orang-orangan Kristen Dalam pertandingan dikenal dengan motto no plain no gain, kemenangan tidak mungkin diraih tanpa keringat/kerja keras. Kehidupan Kristen bukan kehidupan yang sama dengan orang diluar sana, yang penting sumbangan, yang penting berbuat baik, bukan ini kehidupan kita. Kita hidup dalam pertandingan rohani yang tidak berkesudahan dalam KEBENARAN bukan KEBAIKAN. Kesetiaan kita dalam penderitaan karena hidup dalam Firman Allah menjadikan kita kuat, tahan uji, terbukti murni, sebab hanya dalam pola hidup demikian kita dapat bertanggung-jawab dan mempertanggung-jawabkan pekerjaan kita pada hari-Nya. JADILAH HAMBA YANG SETIA DAN BERTANGUNG-JAWAB. Soli Deo Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar