Jumat, 25 Mei 2012

Menjadi Hamba yang setia dan bertanggung-jawab! 1 Korintus 9:23-27

Menjadi Hamba yang setia dan bertanggung-jawab! 1 Korintus 9:23-27 Menjadi hamba yang setia dan bertangung jawab, kalimat ini tidak cocok bagi orang-orang yang merasa diri tuan besar, bos, konglongmerat, pejabat, atau raja, sebab kamus tentang sesorang hamba hanya berarti orang-orang yang dikuasai dan tidak memiliki hak dalam dirinya. Sedangkan kekristenan justru menekankan kehidupan seorang hamba bukan seorang bos; pribadi yang hanya bergantung pada Tuannya itulah kekristenan. Setia merupakan sifat yang diharapkan oleh semua orang dalam menjalin hubungan baik itu formal ataupun informal, sebab seorang yang setia adalah orang yang berpegang teguh/patuh/taat/tetap dan teguh hati dengan apa yang telah diterima dan dijanjikan. Dalam nats renungan kita Minggu ini di awali dari kesimpulan Paulus sesudah menjelaskan kehidupan seorang pelayanan bahwa semuanya dijalankan hanya oleh karena kesetiaan dalam Injil Kristus; bahwa Injil Kristus harus menjadi dasar setiap orang Kristen berkata, berfikir, berbuat. Mengapa demikian, semua karena hanya melalui Injil saja kita dapat memahami kehendak Allah dan hidup seturut kehendak Allah. Kehidupan orang Kristen yang demikian digambarkan Paulus sebagai kehidupan seorang atlit yang sedang mempersiapkan diri dan sedang berlomba dalam pertandingan. Dalam renungan ini kita fokus pada kata "agōnizomenos,” yang menghantar kita melihat kehidupan Kristen sebagai pertandingan Rohani, kata ini dari kata dasar agōnizomai bisa memiliki arti “berjuang” (Luk 13:24; 1Tim 4:10), “melawan” (Yoh 18:36), “bergumul” (Kol 1:29; 4:12), atau “bertanding” (1Tim 6:12; 2Tim 4:7). Semua arti ini menyiratkan usaha yang penuh kesungguhan dan kerja keras. Tidak heran, di perkembangan selanjutnya kata agōnizomai memiliki makna yang berkaitan dengan ide “menderita”, misalnya Bahasa Inggris “agonize” yang berarti “menderita sekali”. Kehidupan rohani memang sebuah perjuangan melawan diri sendiri, Iblis, dan dunia (1Yoh 2:16; Ef 6:10- 18). Tidak ada waktu untuk bersantai. Pepatah “biar lambat agar selamat” tidak berlaku dalam urusan pertumbuhan rohani.Bahwa kehidupan Kristen bukan kehidupan yang mengenal kata pensiun, dalam jabatan pendeta boleh dikatakan emeritus namun pelayanannya sebagai pemberita Firman tidak berakhir; seorang majelis boleh dikatakan manta majelis, tapi pelayanannya sebagai seorang pemelihara dan teladan iman tidak berakhir. Kita dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan, sehingga tidak ada status “mantan orang Kristen,” sebab orang Kristen bukan membicarakan biodata, melainkan ‘kesejatian hidup dalam Tuhan.’ Dalam hal inilah sebenaranya akan terlihat apakah ia orang Kristen sejati atau orang-orangan Kristen Dalam pertandingan dikenal dengan motto no plain no gain, kemenangan tidak mungkin diraih tanpa keringat/kerja keras. Kehidupan Kristen bukan kehidupan yang sama dengan orang diluar sana, yang penting sumbangan, yang penting berbuat baik, bukan ini kehidupan kita. Kita hidup dalam pertandingan rohani yang tidak berkesudahan dalam KEBENARAN bukan KEBAIKAN. Kesetiaan kita dalam penderitaan karena hidup dalam Firman Allah menjadikan kita kuat, tahan uji, terbukti murni, sebab hanya dalam pola hidup demikian kita dapat bertanggung-jawab dan mempertanggung-jawabkan pekerjaan kita pada hari-Nya. JADILAH HAMBA YANG SETIA DAN BERTANGUNG-JAWAB. Soli Deo Gloria

Senin, 14 Mei 2012

Telaga hati

Telaga hati Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya", ujar pak tua. "Pahit, pahit sekali", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping. Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingandan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dgn sepotong kayu ia mengaduknya. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,"Bagaimana rasanya ?" "Segar", sahut si pemuda. "Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua. "Tidak," sahut pemuda itu. Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:"Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki? Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu." Pak tua itu lalu kembali menasehatkan: "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.? Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian." (-)

Sabtu, 12 Mei 2012

Berjuang dalam Kuat Kuasa Allah Efesus 6:10-20

Berjuang dalam Kuat Kuasa Allah Efesus 6:10-20 Hidup penuh dengan perjuangan. Slogan yang sering kita dengar mungkin juga kita ucapkan pada orang lain. Pada intinya hidup ini memang penuh dengan sebuah perjuangan untuk menjalaninya karena dalam hidup ada tantangan. Perjuangan biasanya tidak jauh kaitannya dengan sebuah peperangan. Namun peperangan dalam kaitannya perjuangan hidup Kristen tidak melawan darah dan daging melainkan melawan roh-roh di udara/ roh jahat yaitu iblis. Dalam hal ini peperangan di dunia ini sesungguhnya tidak pernah berhenti sampai pada kesudahan dunia ini Yesus datang kembali. Kematian dan kebangkitanNya telah mengalahkan kuasa iblis, oleh sebab itu walaupun tidak akan pernah berhenti iblis datang dan berusaha mengalahkan orang percaya agar menjadi pengikutnya kuasa kebangkitanNya membawa kita mampu memerangi kuasa iblis. Surat Efesus 6:10-20 ini membawa orang percaya untuk hidup siaga selayaknya seorang prajurit yang tidak boleh lengah namun selalu siap sedia untuk berperang. Kekuatan yang dimiliki oleh orang percaya bukanlah berasal dari dirinya sendiri melainkan dari Allah saja. Memakai seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu berdiri tegap berikat pinggangkan kebenaran (akan firman Tuhan), berbajuzirahkan keadilan, berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera (menjadi saksi Kristus), perisai iman (iman = tinggal di dalam Yesus Kristus), ketopong keslamatan (telah menerima keslamatan), pedang Roh (seluruh firman Allah, melakukan firman Allah). Segala kuasa kegelapan dapat dikalahkan dengan kuat kuasa yang Tuhan berikan melalui perlengkapan senjata Allah. Namun ada satu hal yang terkadang tidak disadari oleh orang percaya zaman ini, mungkin seakan-akan tidak ada lagi orang yang terlibat secara langsung dengan okultisme lalu bagaimana dengan roh jahat yang sudah menguasai hati dan pikiran? Iri hati, keegoisan diri, kemajuan zaman (internet, handphone, dll) dapat menguasai jika penggunaannya tidak sesuai. Ingat iblis tidak pernah berhenti mengganggu dan mengacaukan anak-anak Tuhan untuk menjadi milik iblis. Oleh sebab itu berdoalah dan berjaga-jagalah setiap waktu dalam hidupmu (ay. 18), jadikan firman Allah sebagai kesukaan dalam membaca merenungkan dan melakukannya dalam hidup. Sehingga ketika iblis berusaha menemukan celah kita memiliki kekuatan dari Allah untuk mengalahkan segala tipu muslihatnya. Sehingga kita pun dapat melayani jikalau kita menemukan saudara kita terikat baik secara fisik atau pikirannya bahkan hatinya dengan pertolongan dari Tuhan, tentunya semua dapat kita lakukan oleh karena pengenalan yang benar dan hidup bergaul erat dengan Allah. Bukan manusia yang berdosa yang dibenci tetapi dikasihi, dosalah yang kita benci. Berjaga-jaga dan berdoalah setiap waktu ingat iblis berjalan keliling seperti singa yang mengaum dan mencari orang yang dapat ditelannya (I Petrus 5:8) dan lawanlah iblis dengan iman yang teguh (ay.9). selamat berjuang dan Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 11 Mei 2012

Peran Wanita Dalam Keseimbangan-Pelayanan dan Keluarga (I Sam. 1: 3b; 2: 12, 22-25; 4: 18)

Peran Wanita Dalam Keseimbangan-Pelayanan dan Keluarga (I Sam. 1: 3b; 2: 12, 22-25; 4: 18)
Keluarga Kristen sangat berbeda baik secara eksistensi dan fungsionalnya di bandingkan dengan keluarga non Kristen. Namun perbedaan ini justru yang banyak terlihat adalah hal-hal yang negatif yang terlihat dalam keluarga Kristen. Ada seorang tetangga mengatakan "emang anaknya orang Kristen ya gitu hidupnya bebas, dari makanannya saja sudah kelihatan apa lagi dengan tingkah lakunya. Dilema dihadapi oleh keluarga Kristen saat ini yaitu hilangnya perang Orangtua dalam melayani anak...yang ada hanyalah peran orangtua sebagai pemenuh kebutuhan hidup, pemenuh rasa nyaman, tempat pembelaan yang utama. Secara rohani telah tidak nampak bahkan cenderung kabur dan menghilang oleh karena gaya hidup masa kini yang tak sanggup "dikuasai," akhirnya justru dikuasai oleh dunia ini. Orang tua juga adalah pelayan Tuhan bagi keluarganya, sebagaimana 3 peran Kristus demikian peran Orang tua (suami-istri)bagi keluarga yang ia bangun. sehingga perlu adanya pemahaman yang benar dan myeluruh tentang kehidupan melayani dalam keluarga sehingga "penting sekali kehidupan Kristian kita seimbang, bukan berat sebelah: “Melayani dan belajar ... mendengar dan bercakap ... memberi dan menerima.” Keluarga secara tidak langsung merupakan sekolah kehidupan utama dalam kehidapan umat Tuhan bahwa:  Pendidikan Firman diawali dari rumah bukan gereja atau sekolah;  Pembentukan karakter dimulai dari rumah bukan tetangga. Betapa peran keluarga sangat penting bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan datang bagi setiap anggota keluargannya. Ibu-Ibu kekasih Kristus, kita sekarnag memperhatikan akan bagaimana seharusnya keseimbangan itu terlaksana? saat ini kita belajar melaui keluarga salah satu tokoh Alkitab kita yaitu Imam Eli. juga kita akan melihat dan mengfokuskan pada pemahaman "kegagalan pelayanan seorang suami yang DISEBABKAN OLEH SEORANG WANITA yang tidak sedia melayani." Keberhasilan pelayanan suami isteri bergantung kepada pengabdian hidupnya melayani Tuhan.Kita akan lihat penyebab kegagalan pelayanan Imam Eli, disebabkan oleh sikap isterinya yang tidak melayani. Melalui pelajaran ini, marilah kita semua terutama kepada kaum wanita,sedia untuk mengambil suatu pelajaran rohani, bagaimana menjadi seorang “WANITA YANG HIDUP DALAM PELAYANAN” I Samuel 1: 3b; I Samuel 2: 12, 22-25; I Samuel 4: 18 Melalui pembacaan ini, kita belajar tentang TIGA PELAJARAN ROHANI MENGENAI KEGAGALAN IMAM ELI, kemudian kita akan menjadikannya sebagai suatu panduan bagaimana seharusnya kita melayani sebagai seorang istri, baik DARI SUDUT HIDUP SEORANG LELAKI atau SUDUT HIDUP SEORANG WANITA, BUJANG atau BERUMAH TANGGA!! Pelajaran Rohani Yang PERTAMA Dari Kegagalan Imam Eli ialah... I. ISTERINYA TIDAK PERNAH DISEBUT DI TENGAH-TENGAH KELUARGANYA. Tidak mungkin Imam Eli mempunyai anak tanpa isteri!! – Suatu kemungkinan dari pendapat penafsir Alkitab bahwa; Anak yang disebut adalah “ANAK ANGKAT” (Bagaimanapun, Alkitab tidak menyatakannya!) Oleh yang demikian, sudah tentu ada penyebab, mengapa isteri Eli tidak disebut dalam cerita tentang Imam Eli. Ada DUA kemungkinan yang perlu kita pertimbangkan:- Kemungkinan YANG PERTAMA... ISTERINYA KURANG MENGAMBIL PERANAN DI DALAM KELUARGANYA.  Tanpa sokongan dan peranan seorang isteri, seorang suami akan gagal dalam semua usahanya!  Isteri adalah tiang iman dalam sebuah keluarga, di mana ia memberikan semangat, idea, kekuatan dan penghiburan! (Memujuk suami untuk datang ke gereja, memberikan kesaksian yang baik tentang sikapnya yang dibentuk daripada Firman Tuhan di Gereja!)Suami yang bejat tidak sebandik besar jika justru seorang istri yang bejat.  Kegagalan Eli disebabkan isterinya tidak membantu pembentukan keluarganya untuk mendidik anak-anak dan melayani Tuhan bersamanya! Kemungkinan YANG KEDUA... ISTERINYA SANGAT AKTIF DAN TERLALU MENGAMBIL PERANAN.  Isterinya terlalu berperanan sehingga Eli ditenggelamkan oleh keberhasilan isterinya! Mungkinkerana hal ini, Eli malu dan tidak menyebut isterinya.  SusunanRTK “Allah-Suami-Isteri-Anak” Walaupun Eli seorang pelayan Tuhan yang disanjung oleh masyarakatnya, tetapi disebalik tabir kehidupan keluarganya porak poranda! Isteri diciptakan sebagai penolong (Kej. 2: 18). Kurangnya peranan dari seorang isteri menyebabkan suami akan hilang rasa hormat terhadap isterinya. Kerena sikap seorang isteri yang sedemikian si suami hidup dalam keduaniawiaan (Isteri tidak memberikan kesaksian yang memberkati) Peringatan kepada wanita! Bukan tidak boleh terlalu aktif atau terlalu berperanan, TETAPI HARUS SEIMBANG! Memperhatikan keperluan rumah tangga dan kebajikan suami!! Pelajaran Rohani Yang KEDUA Dari Kegagalan Imam Eli ialah... II. IMAM ELI TIDAK BERWIBAWA TERHADAP ISTERI DAN ANAK-ANAKNYA. Eli dapat menunjukkan wibawanya terhadap orang sekelilingnya, tetapi ia tidak berwibawa kepada keluarganya! Ramai suami – Walaupun dihormati oleh masyarakat dan jemaah, tetapi di rumah tidak berwibawa, takut kepada isterinya! (Ingat kronologi RTK). Penyebab hal-hal ini terjadi kepada suami, kerana tidak menunjukkan wibawanya DARI AWAL – Mengambil sikap mengasihi tetapi secara praktiknya SALAH! Seringkali ada isteri – menceritakan keburukan suaminya di depan ‘anak,ibu bapanya, jirannya atau temannya’ – Hal ini sangatmemalukan kepada kesaksian kita, sekiranyaini berlaku kepada kalangan orang percaya! Sejahat manapun suamimu, hai isteri-isteri!! sayangilah dan hormatilah dia, demikian juga kepada suami-suami!! Pelajaran Rohani Yang KETIGA Dari Kegagalan ImamEli ialah... III. FIRMAN ALLAH TIDAK DIUTAMAKAN DI DALAM KELUARGA. Untuk melayani Tuhan di dalam gereja, samada wanita atau lelaki, FIRMAN TUHAN HARUS MENJADI YANG TERUTAMA!! dalam kehidupan secara peribadi ataupun dalam keluarga! Praktikawal untuk mengutamakan Firman Tuhan dalam keluarga adalah pendisiplinan kepada anak-anak tentang pembacaan Firman Tuhan danjuga secara peribadi dari ibu bapa! § Praktik terhadap firman Tuhan, contohnya;  WAKTU MAKAN: Semuanya kerana berkat pemberian Tuhan!  WAKTU TIDUR: Agar Tuhan menjaga & tidak mendapat gangguan!  WAKTU BERJALAN: Pergi sekolah, kedai dll..!  MENERIMA SESUATU: Tanamkan perkataan “Terimakasih”  Waktu berbuat salah atau adanya seseorang berbuat salah, dengan rendah hati sedia untuk memberi maaf dan mengampuni oleh karena Kristus telah mengampuni kita. Kadang kala Ibu-Bapak “Bersikap terbuka/sporting” terhadap sikap anaknya; Sering berkata: “...Biarlahh.. janganlah paksa-paksa dia ke gereja kalau dia tak mahu!dia masih kecil, belum tahu apa-apa! Sudah besar nanti barulah dia tahu maknanya ke gerja!! (Sikap ini bahaya!!) Pembentukan itu sakit! Namun hal ini harus dilakukan agar wanita dan lelaki dalam hidup berumah tangga dapat melayani Tuhan dalam keadaan yang diberkati oleh Tuhan! PERTANYAANNYA!! Bagaimana anak-anak dibentuk kalau Ibu bapa sendiripun tidak taat kepada Tuhan!! (Hanya melakukannya di gereja pada setiap hari Minggu!!) KESIMPULAN Peringatan kepada WANITA!! terutama kepada yang telah berumah tangga! perhatikan pelajaran rohani dari kehidupan imam Eli kenapa ia gagal dalam pelayanannya!! Secara peribadi, periksalah bagaimana cara pelayanan anda selama ini!! Bagaimana anda melayani suami, melayani anak-anak, dan TERUTAMA bagaimana ANDA HIDUP DALAM PELAYANAN KEPADA TUHAN!? Marilah kita mengubah sikap hidup kita masing-masing, sekiranya selama ini kita tidak adil dalam pelayanan kepada Tuhan, ubahlah dan jadilah seorang WANITA YANG BENAR-BENAR HIDUP DALAM PELAYANAN dan berkenan di hadapan Tuhan! GKB

Minggu, 06 Mei 2012

Sebagai Hamba Yang Setia dan Jujur Kisah Para Rasul 5:1-11 1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? 4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." 5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. 6 Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya. 7 Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. 8 Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian." 9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar." 10 Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. 11 Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu. Ada dua hal yang menjadi pelajaran berharga melalui bagaian Firman ini yaitu tentang Kesetiaan dan Kejujuran seorang hamba Tuhan pasal 5:1-11 di dahului oleh pernyataan karya Roh Kudus yang begitu nyata dalam kehidupan pribadi dan berjemaat bagi kekristenan perdana. Allah menyatakan karya keselamatan kepada 3000 orang yang bertobat melalui pelayanan rasul Petrus, pertobatan ini membawa perubahan hidup yang dasyat dengan kegerakan peninjilan oleh para petobat dan perubahan pola hidup yang baru yang menyatakan keajaiban karya Kristus yang melahirbarukan dan menguatkan. kehidupan yang harmonis satu dengan lainnya terliahat dengan kerelaan hati menopang sesamanya yang lemah, demikian karya Roh Kudus nyata melawat orang percaya dan membawa mereka dalam kemenangan hidup. namun dalam situasi yang baik ini tetap terlihat adanya kejahatan yaitu dosa ketidak setiaan dan ketidak jujuran dihadapan TUhan. Anannias dan Safira suami istri yang sepakat untuk tidak sepakat terhadap kehendak Tuhan. Ananias berarti Allah sumber anugrah; Safira berarti Canti/elok, namun kehidupan mereka samasekali tidak elok untuk dilihat dan ditiru. 1. ...ia menahan sebagian hasil penjualan...tidak sekedar menunjuk kepada tindakan mengurangi melainkan menyimpan untuk kepentingan diri sendiri. Tuhan tidak melarang umatNya kaya atau memiliki kelimpahan harta hanya Tuhan mau adanya kesediaan untuk berlaku setia dalam kejujuran hidup (ay.4) suami-istri berepakat dan dalam kesepakatan ini ternyata tidak skedar kesepaktan sendiri melainkan merupakan buah dari ketundukan terhadap hasutan Iblis, mereka dikuasai oleh Iblis dan bahkan diberanikan Iblis untuk mencobai Tuhan. Iblis berhasil mendapatkan celah untuk berkuasa atas pikiran mereka melalui kecemburuan dan kegilahoramatan dari orang lain sebagaimana kehoramatan yang telah Barnabas terima dari para rasul. iblis tidak pernah membiarkan anak Tuhan melakukan Kebenaran, ia berusaha sekuat tenaga untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan, waspada, waspada dan tetap waspada Rohani itu yang harus anak-anak Tuhan lakukan. kejujuran merupakan bagian penting yang harus nyata dalam kehidupan orang percaya sebab tanpa kejujuran mustahil mendapatkan status sebagai anak-anak Tuhan, sebagaimana perkataan rasul Yohanes bahwa "...jika kita berkata, kita tidak berdosa, kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada pada kita...JUJUR dihadapan Tuhan dan hidup dalam kehidupan yang transpara dalam Kebenaran Firman Tuhan. Allah tidak mau dirinya dipermainkan oleh umatNya, dalam kasus ini kita bole ingat bagaimana kasus Akhan dalam kitab Yosua...ia mengabil barang yang dikususkan bagi Tuhan namun ia ambil untuk kesukaannya sendiri. dosa Akhan telah menyebabkan terjadinya kekalahan yang seharusnya tidak terjadi, namun demikianlah upah dosa yaitu murka dan maut, bagi Israel dan Akhan. Tuhan bukannya tidak pedulia dengan dosa-dosa umat Tuhan yang hingga sekarang terjadi bahkan bisa dikatakan dosa yang terjadi justru lebih mengerikan dibandingkan dengan orang-orang diluar sana, Tuhan bukannya membutakan mataNya atau menulika telingaNya, melainkan itu semua Ia lakukan untuk memberikan waktu bagi umatNya untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan sebagai sumber kehidupannya. "jadilah hamba yang setia dan jujur"